Surabaya,Terasbojonegoro.com – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mendorong pelaku pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) Jawa Timur untuk masuk dalam ekosistem digital.
Tidak cukup dengan menjual produk secara tradisional, namun naik kelas dengan memanfaatkan teknologi agar bisa merambah pasar lebih luas lagi.
Caranya, tidak hanya dengan aktivasi media sosial namun juga masuk dalam ekosistem market place. Menurut Khofifah, hal ini sejalan dengan Gerakan Nasional “Bangga Buatan Indonesia” agar masyarakat semakin mudah memperoleh produk lokal baik secara online dan offline.
“Salah satu cara agar bisa terus survive di tengah Pandemi Covid-19 ini adalah go digital. Dengan transformasi ke digital ini maka pelaku usaha dan pembeli bisa lebih mudah dalam bertransaksi barang atau jasa. Selain itu dengan digitalisasi ini jangkauan pasar juga akan menjadi lebih luas ke berbagai wilayah,” ujar Khofifah dalam Rangkaian Pembukaan Kegiatan Gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI), Surabaya, Sabtu (7/8/2021).
Dalam acara bertajuk “Lokal Keren Jatim : Road To BRILIANPRENEUR 2021” tersebut, sebanyak 251 UMKM terpilih mewakili Jawa Timur dari sejumlah bidang industri. Diantaranya, fashion, makanan dan minuman, kerajinan dan dekorasi rumah, hingga aksesoris dan kecantikan. Acara tersebut digelar selama sebulan penuh, 1 – 31 Agustus 2021.
“Sekarang banyak platform e-commerce, seperti Tokopedia, Bukalapak, JD.ID, Lazada, dan Shopee. Pelaku UMKM bisa memanfaatkan keberadaan e-commerce tersebut agar bisa menjangkau pasar lebih luas lagi. Biaya beriklan digital pun jauh lebih murah. Tinggal siapkan konten dan upload di sosial media,” ungkap Khofifah.
Khofifah juga mengatakan, dengan semakin banyak pelaku UMKM yang masuk ke pasar digital maka akan semakin banyak pula masyarakat yang membeli produk mereka sehingga bisa meningkatkan omset usahanya sekaligus menopang pemulihan perekonomian nasional.
Namun demikian, Khofifah menyebut bahwa digitalisasi ini juga harus diimbangi dengan kapasitas produksi dan kualitas yang baik. Oleh karena itu, Pemprov Jatim secara aktif juga melakukan berbagai pelatihan, bimbingan, serta workshop agar produk yang dihasilkan bisa lebih marketable.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga mengajak seluruh elemen masyarakat terutama sektor swasta dapat benar-benar meresapi Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia ini dengan meningkatkan konsumsi dan penggunaan produk lokal karya anak bangsa. Khususnya, produk dari UKM Jawa Timur dalam upaya mendukung percepatan pemulihan ekonomi.
“Jatim punya banyak produk lokal yang secara kualitas tidak kalah dengan produk impor. Jadi buat apa beli produk impor, kalau Indonesia sendiri punya banyak produk-produk yang juga oke. Daripada beli KW buatan luar negeri, mending beli yang ori buatan dalam negeri,” tuturnya.
Masih dalam kesempatan yang sama, Khofifah juga menyampaikan rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat angka pertumbuhan ekonomi Jatim mampu melesat hingga 7,05 persen (y-o-y) pada triwulan II tahun 2021.
Menurut Khofifah, perkembangan ini menunjukkan bahwa perekonomian Jatim terus bangkit dan mengalami perbaikan meskipun pencapaiannya belum dapat kembali seperti sebelum pandemi COVID-19. Selain itu, pertumbuhan ekonomi pada Triwulan II juga memotret daya beli masyarakat Jatim yang cukup tangguh pada masa pandemi ini.
Hal ini terlihat dari struktur PDRB Jatim pada Triwulan II yang disokong paling tinggi oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT) sebesar 59,78 persen dengan catatan laju pertumbuhan 5,24 persen (y-oy). Angka tersebut berarti, UMKM Jatim memiliki ruang yang luar biasa untuk bertumbuh, dikembangkan dan diluaskan pasarnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meyakini produk-produk Jawa Timur memiliki kualitas premium. Namun demikian juga masih perlu pendorong dalam penciptaan permintaan (demand) serta akses pasarnya.
Luhut juga mengajak dan berharap kepada seluruh masyarakat baik Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Kota di Jatim, ASN dan masyarakat luas untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan berbelanja sekaligus membantu pelaku UMKM.(ek/red)