Waspada Gunung Semeru, Masyarakat Dilarang Beraktivitas Radius 8 Km

News2523 Dilihat

Surabaya, Terasbojonegoro.com – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan bahwa Gunung Semeru pada status Level II atau Waspada. Aktivitas vulkanik Gunung Semeru baik melalui pengamatan visual dan instrumental pada periode 16 hingga 31 Agustus 2024 masih menunjukkan adanya ancaman bahaya.

Oleh karenanya masyarakat dan wisatawan diimbau menghindari aktivitas di sekitar sungai dan puncak gunung.

Kepala Badan Geologi, P. Hadi Wijaya, dalam laporannya melalui surat yang dikutip Kamis (5/9/2024) menyampaikan, hasil dari pengamatan instrumental mendapati adanya aktivitas vulkanik yang signifikan di Gung Semeru, Tercatat 1.725 kali gempa letusan dan 155 kali gempa guguran lava pijar.

Selain itu, meski sering terkendala cuaca yang berkabut, pengamatan visual menunjukkan adanya asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis tinggi sekitar 100-300 meter dari puncak.

Hadi Wijaya menjelaskan, adanya potensi bahaya terkait dengan awan panas ataupun lahar yang perlu diwaspadai masyarakat. “Material guguran lava yang telah terakumulasi maupun pembentukan ‘scoria cones’ dapat sewaktu-waktu menjadi awan panas atau lahar, terutama jika hujan lebat turun di sekitar puncak.

Selain itu, interaksi endapan material guguran lava atau yang bersuhu tinggi dengan air sungai akan berpotensi terjadinya erupsi sekunder” tambahnya dalam surat terkait informasi mengenai status waspada Gunung Semeru.

Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, Badan Geologi melalui PVMBG mengimbau masyarakat dan wisatawan yang tinggal atau berkunjung di sekitar Gunung Semeru untuk terus meningkatkan kewaspadaan dengan menghindari aktivitas dalam radius 8 km dari puncak gunung.

Hal ini terutama di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan. Zona ini dinilai sangat berisiko terkena dampak letusan dan guguran lava pijar. masyarakat juga diharapkan untuk menghindari area sekitar kawah atau puncak gunung dalam radius 3 km yang dinilai rawan atas bahaya lontara batu (pijar) yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Masyarakat juga diingatkan untuk waspada terhadap kemungkinan terbentuknya lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru, seperti di Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.

Lebih lanjut, masyarakat yang berada di luar daerah-daerah yang disebutkan juga perlu meminimalisir kegiatan dalam radius 500 meter dari tepi sungai, mengingat potensi aliran lahar dan awan panas yang dapat meluas hingga 13 km dari puncak dengan sangat cepat ketika hujan deras mengguyur wilayah puncak.

Untuk memastikan keselamatan dan mengurangi risiko, masyarakat diimbau untuk memantau perkembangan aktivitas Gunung Semeru melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diundung di Google Playstore atau situs web resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Informasi terbaru mengenai kondisi gunung dan langkah-langkah mitigasi akan terus diperbarui melalui platform tersebut.

Pemerintah Daerah, BPBD, dan Pos Pengamatan Gunung Api Semeru juga diharapkan terus berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi untuk memantau setiap perkembangan signifikan.

“Koordinasi yang kuat dan komunikasi yang baik di antara pihak-pihak terkait sangat penting untuk memastikan respons yang cepat dan tepat,” ucap Hadi Wijaya.

Badan Geologi akan terus melakukan evaluasi berkala terhadap aktivitas Gunung Semeru dan akan memberikan rekomendasi lebih lanjut jika ada perubahan yang signifikan dalam aktivitas vulkanik.

“Kami berkomitmen untuk menjaga keselamatan masyarakat dengan memberikan informasi yang cepat dan akurat,” pungkas Hadi Wijaya.(Red/Ek).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *