Bojonegoro, Terasbojonegoro.com – Kelompok Budayawan Bojonegoro yang tergabung dalam Fron Seni Jalanan hari ini kamis (31/10/24) kembali menyuarakan aspirasi dengan menggelar aksi teatrikal di depan kantor Bupati Bojonegoro, Jalan Mas Tumapel No.1, Bojonegoro Jawa Timur.
Dalam aksi yang di ikuti puluhan orang itu mereka menyoroti permasalahan debat calon bupati beberapa pekan lalu yang sempat terjadi kericuhan.
Menurut koordinator aksi Agung DP apa yang terjadi dengan debat beberapa waktu lalu KPU Daerah Bojonegoro tidak menjalankan fungsinya dengan benar.
“proses debat pertama kemarin misalnya kami patut dan curiga bahwa di sana ini oligasi ikut memainkan, makanya kami pakai simbol boneka wayang itu yang rakyat yang dimainkan oleh dalang oligarki”, ucap budayawan senior Bojonegoro itu.
Lebih lanjut Agung DP menjelaskan akan melakukan aksi serupa setiap Minggu dan akan membawa massa lebih banyak apabila KPU gagal lagi dalam penyelenggarakan debat mendatang.
“harapannya aturan itu ya dibaca seperti aturan gitu ya jangan kemudian aturan yang diatur-atur” tandas Agung DP, (Red/Gus).
Untuk di ketahui, dalam aksi itu masa bergantian membacakan puisi bergantian.
Berikut isi puisi berjudul Onani Oligarki tersebut.
Fufufafa wowo wiwi oligarki bapak mentri, gerombolan Perompak yang gemar beronani
Dibawah kekuasaan tirani, wowo wiwi memaksakan diri, semua partai politik diintervensi
Intimidasi adalah cara kotor membunuh para elit dan petinggi,
Ambisi mukidi, berimajinasi untuk menjadi raja jawi.
Janji hanyalah janji, berbohong sudah menjadi tradisi, yang penting oligarki semakin tinggi dan
orang-orang sekarat
Apalah arti sebuah demokrasi
Jika politik dinasti terus dinormalisasi
Jika memang ini untuk NKRI, Mengapa harus ada politik dinasti, sampai sampai harus
memperkosa mahkamah konstitusi
Ibu pertiwi sudah tak prawan lagi, Diperkosa oleh para oligarki
Jangan bilang demokrasi, Jika aturan kau buat sendiri
Jangan pernah menakut nakuti kami, karena kami tak akan pernah takut mati.
Jangan pernah membeli harga diri kami, karena kami bukan penjual diri
Sudah berapa ratus aktifis yang berada dibalik jeruji besi, itupun tidak bisa menyurutkan tekad kami.
Demokrasi hanya sebuah ilusi
Bagi mereka yang ingin menang sendiri
Mereka yang dulu selalu meneriakkan demokrasi, kini sudah mati suri
Rasa malu hilang,
Untuk kesuksesan abadi
Membangun negeri hanyalah sebuah narasi,
Perawakan lesu hanya populisme sampai mati
Cokkkk tenan sontoloyo wowo wiwi bapak mentri
Praktik aborsi acap kali sering terjadi, dijajaran mentri raja jawi.
Membunuh bibit bayi demokrasi yang memang punya potensi
Oligarki harus dikebiri, biar tak bisa onani lagi.
Oligarki harus mati, dan jasadnya wajib kita kencingi
PDI mengambil sikap untuk oposisi, demi menggergaji penguasa tirani, meski harus berdiri sendiri
Jangan pernah ancam kami lagi, karena garuda selalu ada didada kami.