Kelompok Budayawan Bojonegoro Kembali Turun Kejalan,Tuding KPUD Tidak Menjalankan Fungsinya Dengan Benar

News650 Dilihat

Bojonegoro, Terasbojonegoro.com – Kelompok Budayawan Bojonegoro yang tergabung dalam Fron Seni Jalanan hari ini kamis (31/10/24) kembali menyuarakan aspirasi dengan menggelar aksi teatrikal di depan kantor Bupati Bojonegoro, Jalan Mas Tumapel No.1, Bojonegoro Jawa Timur.

Dalam aksi yang di ikuti puluhan orang itu mereka menyoroti permasalahan debat calon bupati beberapa pekan lalu yang sempat terjadi kericuhan.

Menurut koordinator aksi Agung DP apa yang terjadi dengan debat beberapa waktu lalu KPU Daerah Bojonegoro tidak menjalankan fungsinya dengan benar.

“proses debat pertama kemarin misalnya kami patut dan curiga bahwa di sana ini oligasi ikut memainkan, makanya kami pakai simbol boneka wayang itu yang rakyat yang dimainkan oleh dalang oligarki”, ucap budayawan senior Bojonegoro itu.

Lebih lanjut Agung DP menjelaskan akan melakukan aksi serupa setiap Minggu dan akan membawa massa lebih banyak apabila KPU gagal lagi dalam penyelenggarakan debat mendatang.

“harapannya aturan itu ya dibaca seperti aturan gitu ya jangan kemudian aturan yang diatur-atur” tandas Agung DP, (Red/Gus).

Untuk di ketahui, dalam aksi itu masa bergantian membacakan puisi bergantian.

Berikut isi puisi berjudul Onani Oligarki tersebut.

Fufufafa wowo wiwi oligarki bapak mentri, gerombolan Perompak yang gemar beronani

Dibawah kekuasaan tirani, wowo wiwi memaksakan diri, semua partai politik diintervensi

Intimidasi adalah cara kotor membunuh para elit dan petinggi,

Ambisi mukidi, berimajinasi untuk menjadi raja jawi.

Janji hanyalah janji, berbohong sudah menjadi tradisi, yang penting oligarki semakin tinggi dan

orang-orang sekarat

Apalah arti sebuah demokrasi

Jika politik dinasti terus dinormalisasi

Jika memang ini untuk NKRI, Mengapa harus ada politik dinasti, sampai sampai harus

memperkosa mahkamah konstitusi

Ibu pertiwi sudah tak prawan lagi, Diperkosa oleh para oligarki

Jangan bilang demokrasi, Jika aturan kau buat sendiri

Jangan pernah menakut nakuti kami, karena kami tak akan pernah takut mati.

Jangan pernah membeli harga diri kami, karena kami bukan penjual diri

Sudah berapa ratus aktifis yang berada dibalik jeruji besi, itupun tidak bisa menyurutkan tekad kami.

Demokrasi hanya sebuah ilusi

Bagi mereka yang ingin menang sendiri

Mereka yang dulu selalu meneriakkan demokrasi, kini sudah mati suri

Rasa malu hilang,

Untuk kesuksesan abadi

Membangun negeri hanyalah sebuah narasi,

Perawakan lesu hanya populisme sampai mati

Cokkkk tenan sontoloyo wowo wiwi bapak mentri

Praktik aborsi acap kali sering terjadi, dijajaran mentri raja jawi.

Membunuh bibit bayi demokrasi yang memang punya potensi

Oligarki harus dikebiri, biar tak bisa onani lagi.

Oligarki harus mati, dan jasadnya wajib kita kencingi

PDI mengambil sikap untuk oposisi, demi menggergaji penguasa tirani, meski harus berdiri sendiri

Jangan pernah ancam kami lagi, karena garuda selalu ada didada kami.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *