Bojonegoro, Terasbojonegoro.com – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyelenggarakan apel peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana. Apel dilaksanakan di sepanjang Jl. P. Mas Tumapel Bojonegoro, atau timur alun-alun, Rabu (23/10/2024).
Apel ini diikuti sebanyak 25 pleton yang terdiri dari Kodim, Brimob, Polres, Damkarmat, Tagana, DLH, Dinkes, Dishub, Satpol-PP, Basarnas, Perhutani, PC. GP Ansor, LPBI NU, MDMC Bojonegoro, PMI, ORARI, RAPI, Pramuka, PLN, Senkom, Pertamina EP Filed Sukowati, EMCL, Relawan DESTANA Banjarsari dan Potensi SAR. Dalam kesempatan ini, juga dilakukan pengecekan kendaraan di akhir apel.
Pj Sekretaris Daerah Bojonegoro Djoko Lukito, saat memberi sambutan menyampaikan setiap peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana, satu yang tidak boleh dilupakan adalah pencegahan dan mitigasi bencana.
Karena ini menjadi ruh penanggulangan bencana. Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mengajak masyarakat agar siap menghadapi bencana dan berkolaborasi dalam mengatasi bencana.
“Karena bencana adalah tanggung jawab bersama,” ucapnya.
Lebih lanjut Djoko Lukito menjelaskan, banyak bencana terjadi di Bojonegoro, mulai dari bencana kegagalan industri, banjir bandang, banjir bengawan solo, kebakaran hutan dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak menyiapkan masyarakat agar benar-benar tangguh, siap dan tanggap dalam menghadapi bencana.
“Jadi, tidak harus menunggu pemerintah, karena jumlah personel kita terbatas. Jadi masyarakat harus siap dan pemerintah yang mendukung semuanya yang berkaitan dengan pengurangan risiko bencana,” terangnya.
Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Ini dalam rangka untuk mengeliminir permasalahan – permasalahan akibat bencana yang terjadi di masyarakat.
Masyarakat disiapkan untuk siap sebelum terjadi bencana, saat terjadi bencana dan pasca terjadi bencana.
“Seluruh stakeholder tadi juga sudah mendukung, siap dalam menanggulangi bencana di Bojonegoro,” tuturnya.
Untuk itu, Pj Sekda Bojonegoro mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Seperti masyarakat bantaran Bengawan Solo, jika terjadi banjir luapan air, maka harus waspada, kapan mereka harus mengungsi dan sebagainya.
Masyarakat harus siap dan harus tahu, misal ada pohon yang menjulang tinggi agar dipangkas, dirapikan, namun jangan ditebang, supaya agar terjadi angin kencang tidak tumbang.(Red/Ek).