Bojonegoro, Terasbojonegoro.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui Dinas Kesehatan dan Dinas Komunikasi dan Informatika menggelar talkshow dengan tema ‘Menyongsong Eliminasi TBC 2030’. Talkshow tersebut itu dilakukan lewat program siar SAPA! Malowopati FM, Jumat (2/8/2024).
SAPA! Malowopati FM kali ini menghadirkan Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro Ani Pujiningrum yang didampingi Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Fajar Respati. Acara talkshow radio kali ini dipandu penyiar Lia Yunita.
Ani Pujiningrum menyampaikan TBC atau tuberkulosis ini disebabkan oleh bakteri yang menular melalui batuk. Sesuai data dari WHO, Indonesia menempati ranking kedua penyumbang tertinggi sedunia setelah India. Lantaran TBC ini menular, maka ini menjadi prioritas Kementerian Kesehatan.
“Nantinya, untuk eliminasi ada tiga hal diantaranya TBC, HIV, dan malaria. Sekarang kita fokus TBC karena malaria tidak ditemukan penderita baru di Bojonegoro sejak 2014. Kalau HIV kita bukan penyumbang terbesar di dunia,” ucapnya.
lanjut dia, Eliminasi TBC ini dilakukan serentak seluruh Indonesia dan dilakukan strategi yang berbeda-beda di masing-masing daerah. Karena kasus tiap daerah berbeda. Penanganan TBC ini ada banyak sekali tahapan.
Pertama ditemukan kasusnya dulu setelah ketemu penyakitnya baru diobati. Untuk pengobatanya tidak bisa dalam jangka pendek, melainkan ada yang enam bulan hingga satu tahun.
“Gejalanya adalah batuk lama, jika batuk dua minggu tidak sembuh-sembuh bisa datang ke faskes terdekat. Juga nafsu makan menurun, berat badan menurun, batuk berdahak bercampur darah, keluar keringat di malam hari,” imbuhnya.
masih menurut Ani, puskesmas mempunyai peran sendiri adalah penemuan untuk mendiagnosa ada TCM (Tes Cepat Molekuler) yang saat ini terus diperbanyak.
Jika sebelumnya ada 7 tempat, kini diperluas menjadi 9 tempat. Yakni untuk puskesmas ada di Baureno, Padangan, Temayang, Kedungadem, Dander dan Tambakrejo.
Kemudian di rumah sakit ada di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo, RSUD Sumberrejo dan RSUD Padangan. Juga sudah ada kurang lebih 400 kader yang tersebar di seluruh Bojonegoro.
“Kami harap, jika menemukan kasus TBC ini jangan dijauhi orangnya, harus didukung karena ada obatnya dan bisa sembuh. Ketika menjalani pengobatan jangan berhenti tengah jalan, sebab dunia kesehatan ini berkembang, tidak ada alasan untuk tidak melanjutkan,”pungkasnya. (red/Ek).