Optimalkan Bahan Lokal KKN Mahasiswa Dukung Pemkab Bojonegoro Turunkan Angka Stunting

News742 Dilihat

Bojonegoro,Terasbojonegoro.com – Sebagai langkah ikut mendukung penurunan angka stunting yang digalakkan Pemkab Bojonegoro, mahasiwa Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (Unugiri) menciptakan inovasi pengolahan potensi lokal sebagai pemberian makanan tambahan (PMT). Ini sebagai upaya peningkatan gizi bagi balita dan ibu hamil.

Inovasi PMT ini menjadi salah satu instrumen penting mempercepat penurunan kasus stunting di Kabupaten Bojonegoro. Langkah ini dilakukan mahasiswa KKN kelompok 55 Unugiri di Desa Donan Kecamatan Purwosari.

Risma selaku ketua KKN kelompok 55 mengatakan dalam upaya penurunan angka stunting di Bojonegoro, dibutuhkan kerja sama semua pihak, mulai dari masyarakat, pemerintah desa, pemerintah daerah, hingga pemerintah pusat. Tujuannya untuk memastikan kecukupan gizi khususnya bagi para balita dan ibu hamil.

“Pengoptimalan bahan lokal menjadi salah satu cara mudah dalam peningkatan gizi yang dibutuhkan. Kami membuat pudding dan nugget yang berasal dari bahan baku jagung sebagai pemberian makanan tambahan. Di samping bahan baku jagung yang mudah didapat di sekeliling kita, harga jagung dinilai juga sangat terjangkau,” tuturnya.

Sementara itu, Febty Nugraha Ningrum, ibu PKK Desa Donan Kecamatan Purwosari mengapresiasi inovasi yang diciptakan para mahasiswa Unugiri. Dengan pemberian makanan tambahan yang memenuhi B2SA (Beragam, Bergizi, Sehat dan Aman) dapat memberikan dampak yang baik dalam penanganan stunting.

“Saya berharap ilmu yang diberikan kepada ibu-ibu PKK nantinya dapat diserap dan diterapkan dalam kegiatan sehari-hari. Yaitu menambah kreavifitas dalam penyajian variasi makanan yang tentunya memenuhi B2SA,” imbuhnya.

Sementara itu, Pemkab Bojonegoro sendiri terus melakukan upaya menurunkan prevalensi stunting. Hasilnya, Bojonegoro meraih penghargaan terbaik 3 se-Jawa Timur tahun 2023 yang diberikan langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kepada Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah dalam hal ini diwakili Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM Kabupaten Bojonegoro Elzadeba Agustina, Rabu (26/07/2023) di Surabaya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Ani Pudjiningrum menyampaikan bahwa pada tahun 2018 prevalensi angka stunting di Bojonegoro berada pada angka 8,76 persen. Pada 2019, turun menjadi 7,45 persen. Sementara pada tahun 2020 prevalensi stunting turun kembali menjadi 6,48 persen, pada tahun 2021 turun lagi menjadi 5,71 persen. Penurunan prevalensi stunting tahun 2022 yaitu menjadi 2,99 persen. Dan terbaru, prevalensi stunting pada tahun 2023 (semester II) menjadi 2,45 persen.(red/ek).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *