Bojonegoro,Terasbojonegoro.com – Gadung merupakan umbi-umbian yang mudah ditemui. Kini belum banyak yang mengolah gadung jadi camilan.
Namun, di tangan Tri Wuryandari warga Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro, gadung diolah menjadi keripik gadung yang renyah dan enak.
Tri Wuryandari menjelaskan awal mula memiliki ide membuat usaha olahan keripik gadung dari neneknya yang tinggal di Trenggalek. Di sana, sang nenek sering mengolah gadung yang banyak ditemui di sekitar rumah.
“Di sana banyak sekali gadung, sekali ambil bisa puluhan kilogram dari Trenggalek,” katanya.
Menurut ibu tiga anak tersebut, di sekitar rumah neneknya, gadung sangat mudah ditemukan, seperti halnya umbi-umbian pada umumnya. Ciri gadung yaitu pohonnya memiliki batang berduri.
“Tapi untuk pengolahannya butuh tenaga ekstra, harus direndam sehari semalam, dikasih arang sekam dengan rata, kemudian ditiriskan, setelah itu direndam lagi,” ujarnya.
Perempuan berusia 48 tahun ini kemudian memilih membuat keripik gadung sebab dirasa produk-produk lainya sudah banyak ditekuni oleh para UMKM lain.
“Jadi saya angkat yang tradisional dan bahan alam karena jarang,” tuturnya.
Tidak hanya keripik gadung, Tri wuryandari juga memproduksi camilan-camilan unik lainnya seperti stik kelor, stik waluh, stik bawang, stik jinten, bahkan kue basah dan kudapan jadul.
“Sehari-harinya saya kadang masih buat tiwul manis, ongol-ongol bahkan bongko,” katanya.
Melalui pemasaran online maupun offline, penjualan keripik gadung sudah sampai ke Lampung, dan sudah masuk toko-toko modern dalam Kota Bojonegoro. Untuk semua produk yang dihasilkan kini Tri bisa meraup omzet hingga Rp 12 juta.
“Kalau masalah harga jual bermacam-macam, kalau kue basah dari Rp2.000, kalau keripik antara Rp10.000 hingga Rp15.000/kemasan, tergantung permintaan,” pungkasnya.(Ek/red)