KBSB Tahun Ini Dipusatkan Di Dusun Bunten Desa Tondomulo

News, Pemerintahan221 Dilihat

Bojonegoro,TerasBojonegoro.com – Warga Dusun Bunten, Desa Tondomulo, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro menyambut bahagia realisasi Karya Bakti Skala Besar (KBSB) yang akan dipusatkan di dusun ini. Selama ini Dusun Bunten masih kesulitan akses dan keterbatasan infrastruktur.

“Letak geografis yang jauh dari Kabupaten Bojonegoro serta Kecamatan Kedungadem, resapan air juga terasa susah. Bahkan sebagian warga bisa memperoleh dari sumur dusun yang kedalamannya kurang lebih 6 meter,” ucap Jamin Kepala Dusun Bunten.

Sebelumnya Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah melakukan pengecekan persiapan KBSB di Dusun Bunten. Secara geografis Dusun ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Sukorame, Kabupaten Lamongan; Kabupaten Nganjuk; dan Kabupaten Jombang. Bunten juga dikelilingi barisan pegunungan kendeng.

Tak banyak yang tahu dari sebuah Dusun yang berjarak kurang lebih 70 kilometer dari pusat Kota Bojonegoro, jalanan yang dilalui saat menuju dusun tampak begitu terjal.

Jamin mengatakan, karena akses menuju Dusun Bunten yang sulit dilalui oleh warga. Bahkan saat musim penghujan tiba, warga bunten harus memilih menghabiskan segala aktivitasnya di dalam dusun. Untuk kebutuhan sandang pangan setiap harinya, warga memilih berbelanja yang tahan lama yakni satu minggu sekali bertolak di pasar Kecamatan.

Selain permasalahan berupa akses jalan, rupanya kondisi geografi yang sulit dilalui juga berdampak pada sektor pendidikan dan kesehatan. Bahkan anak-anak di Bunten hanya bisa menempuh pendidikan di tingkat PAUD dan SD. Sedang untuk melanjutkan tingkat pendidikan lebih tinggi warga harus keluar Dusun dengan akses sulit.

“Karena akses menuju maupun keluar Bunten susah, apalagi saat musim hujan tiba kami harus menunggu kering agar bisa dilalui roda besi traill. Kalau berbelanja tetap di Kecamatan Kedungadem namun warga memilih yang tahan lama karena memang belanja harian itu tidak pasti,” tutur Kasun Bunten.

Sedangkan pada sektor kesehatan, di Dusun Bunten terdapat satu fasilitas kesehatan yakni polindes yang terletak berseberangan dengan rumah kepala Dusun.

Terkait penerangan berupa jaringan listrik, setiap bulannya warga dusun Bunten harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 2 juta yang telah dibagi 14 KK untuk memperoleh penerangan.

“Listrik kami ikut di Dusun Kedunglele yang jaraknya sekitar 5 kilometer agar tetap bisa menikmati penerangan saat malam tiba,” katanya.

Ia berharap, dengan adanya program KBSB ini terlebih Bupati beserta Dinas terkait juga telah melakukan pengecekan. Hal ini tentu disambut sumringah oleh warga Bunten.

“Dengan harapan realisasi KBSB di tahun ini bisa terbangun infrastruktur jalan sekaligus menekan angka kemiskinan. Karena akses yang dilalui cukup sulit para petani tidak bisa menjual hasil panen dengan mudah,” harapnya.(ek)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *